Bila Tersingkap Hikmah Rezeki
Betapa banyak kita mengadu
Akan kurangnya derajat kita-
Di sisi tuhan dan manusia,
Sering kali
dan
berulang kali.
Boleh jadi kita menghitung rezeki
Pada karunia ilahi
Lalu kita termuliakan;
Bila ditahan rezeki itu pula,
Kita merasa terhinakan,
-tidak layak untuk hidup.
“Kitalah penentu rezeki kita-
Yang mana selayaknya dapat,
Yang mana tidak”.
Besar angan-angan kita,
Sungguh besar pula lagak gaya.
Angkuhnya kita.
Boleh jadi satunya yang kita idamkan itu-
Sangat buruk nilai adanya
Bisa juga jadi satunya yang kita bencikan-
Yang selayaknya untuk kita tadah,
Terus ternafikan.
Selalu yang kita benci
Terjadi dan ‘tertimpa’pastinya
Menguji langkah, kata
Dan kita terus melaung-laung
tanda berontak.
Ini bukan ketentuan kta.
Ternyata,
Bila tersingkap tabir hikmah,
Pasti tertunduk pasrah,
Rezeki karunia Allah,
Bila dihikmahkan-kita pasti kalah.
Hadi Mahdi Muhtadi
23 Januari 2010
Kuala Lumpur
No comments:
Post a Comment