Mengimbau Masa lalu (sempena Sambutan Hari Guru 2008)
Sepi dan sendiri.
Duduk ku, mengenang masa lalu.
Derap dan Langkah pertama
Ku ke alam keilmuan dan akal fikir,
Budaya dan peradaban,
Kesusilaan dan rasa hormat,
Pada ketika aku buta, dan jahil, fakir ilmu.
…hari itu, kalian pimpin tangan kami
ke kelas,
membuka kami kepada dunia yang sangat luas,
dunia tanpa batasan,
dunia yang kami akan harungi di masa-masa mendatang,
sungguh kami masih ingat pimpinan dan tuntunan pertama itu,
dan sehingga ini hari…
kalianlah pendidik bangsa,
ingin melihat dan menumpang gembira
masa depan gemilang anak-anakmu ini, Cuma
kami tahu,
kami tahu dan sedar,
tiada lagi yang kalian minta,
mengenang kalian di hati kami.
Namun,
Bukan lagi angka-angka A yang ingin kami bilang
Bukan juga belasan subjek
yang menjadi perkiraan,
tetapi tulus murni,
budi dan naluri,
menabur bakti,
untuk anak bangsa.
Hanya maaf kami pohon,
Kiranya bisa kata-kata kami
Melukaimu walau secubit,
Kiranya bicara kami meruntun hatimu,
Wahai sang pendidik.
Bukanlah ini bicara air mata,
tapi bicara kata hati, yang tersentuh pada kejujuran
Pada pendidik, aku kenang.
Kenangan yang akan disemat,
Dalam hati ini,
Sampai bila-bila,
Walau kalian tiada.
Hadi Mahdi Muhtadi,
Bandar Baru Bangi.
No comments:
Post a Comment