Salam Cinta dari Beirut ke Istanbul
Bisikkanlah pada
angin
Bisikkanlah pada
pohon nan hijau
Bisikkanlah pada
Gunung
ganang
bukit
bukau
bisikkanlah pada
laut
dan
ombak.
Bisikkan pada semuanya.
Semuanya pada bisikkan.
Sungguh.
Tiada makna
pada birunya
langit
pada sentosanya
bumi
pada damainya
suasana
pada nyamannya
udara
pada segarnya
pepohon
melambai
dari kejauhan
penuh makna
tiada makna
makna tiada.
Dan
Antara lesu dan lengang
Tiba-tiba
dipenuhi
ruang yang terisikan
dengan bisik-bisik
dan suara rintih
dalam
tapi sayup-sayup
pada menyampaikan
salam
cinta
dari dalam kamar
kamar jiwa
rindu sang pencinta
pencinta sang rindu.
melayangkan sepucuk surat
menyampaikan
salam cinta
nun jauh
dari
daratan
di tepian lautan
bumi nan bergoncang
Beirut.
Bahawa;
dalam cinta
Menuntut pengorbanan
Kesetiaan
Kesabaran
Ketaatan
Kepatuhan
ke
Keluhuran
Keteguhan
Kesucian
Ketulusan
Pengorbanan menuntut
Cinta dalam.
Bahawa;
cinta hakiki
Cinta suci
Dari hati
Diikat
Pada cinta
Yang
tak mengharapkan
cinta
pada batasnya
cinta itu murnilah
murnilah cinta itu.
Bahawa;
Tiada kasih-kasihan itu mulus
Jika
Tiada diikat
Pada kasih
Yang tak menagihkan
Kasih
Pada melanggar batasnya
Kasih itu pudar dan malap
Malap dan pudar itu kasih.
Menemui
kekasih sejati
hati dan nurani
jiwa nan lara
larut dalam cinta
isyq dan fana
melutut dan menadah
sentiasa
pada
Yang Tiada Ganti
Cinta sang perindu
Perindu sang cinta.
Di kota kemegahan
Keangkuhan
Kemasyhuran
Idam-idaman
Nama dan sebutan
Sabda Baginda
Cerita luka lama
Istanbul.
Terimalah.
Salam cinta dari Beirut ke Istanbul.
Muhammad Aiman Mohamad Salmi.
Catatan pengalaman
Perjalanan ke Kota Istanbul dan Beirut.
No comments:
Post a Comment